Mengulik kisah sukses pempek candy, mau tau?


Ali N. Janto alias Koh Agong masih ingat betul bagaimana dia merintis bisnis pempeknya. Semua berawal dari modal Rp 200 ribu dan gerobak kecil.

"Ngapain kamu ngerumpi terus, ini duit nopeceng (Rp 200 ribu) bikin pempek sana. Ini kalau gak habis, panggil kita biar kita yang makan," ujar Koh Agong mencontohkan bagaimana kerabatnya mendorong dia untuk berjualan pempek pada tahun 1994 silam.

Dan ternyata, lumbung rezeki Koh Agong memang berasal dari makanan khas kota Palembang itu. Sampai akhirnya ketika dulu cuma bermodal uang pas-pasan dan gerobak unyil (kecil) di pinggir jalan, kini Koh Agong dan saudaranya sudah jadi juragan pempek dengan 10 outlet.

Pempek Candy — demikian merek pempek hasil rintisan Koh Agong dari gerobak tersebut. Pempek Candy merupakan salah satu yang populer di Palembang, tak heran ia kerap jadi incaran para pelancong untuk dijadikan oleh-oleh.

Koh Agong mengungkapkan, dari awal berbisnis sampai sekarang, ia selalu membuat pempek di satu tempat supaya rasa khasnya tidak pernah berubah. Setelah dibuat di satu tempat baru kemudian didistribusikan ke cabang-cabangnya yang lain.

"Saingan memang banyak, tapi memacu semangat kita untuk jadi yang terdepan. Kita juga mempertahankan takkan buka franchise di mana-mana, mau tetap bertahan cuma di Palembang," jelasnya.